Thursday 21 July 2016

MANFAAT REUNI


Menurut Prof Ganesha ahli jantung RS HarKit ,

Reuni, apapun istilahnya adalah suatu upaya.

Upaya mempertemukan kembali yg dulu pernah bersama, upaya mencari eksistensi diri yg mulai pupus dari memori krn dimakan usia.

Bahkan Richard Paul Evans dlm bukunya " Lost December“ menulis "The sweetness of reunion is the joy of heaven.”

"Reuni", kata Dr Priguna Sidharta "selain untuk memutar longterm memori di hipocampus, jg u/ memperbaiki fungsi nucleus accumbens, bagian otak yg mengurus kesenangan"

Memutar kembali memori adalah satu upaya mencegah Alzheimer yg memang satu saat kelak akan menghampiri kita semua cepat atau lambat.

Psikolog UI Bagus Takwin, mengungkapkan pandangannya soal manfaat reuni:
Kenangan
Reuni merupakan semacam sarana u/melihat kembali diri kita bbrp thn ke belakang. Dengan melihat masa lalu, seseorang akan mengerti bahwa kehidupan yg dia jalani selama ini merupakan suatu hal yang sangat penting. “Setiap orang melalui kenangannya pasti akan membuat monumen2x dirinya agar dpt selalu mengingat bahwa dia berkembang,”

Melalui sebuah reuni, seseorang jg bisa mendapatkan self esteem. "Saat reuni pasti bertemu dengan teman-teman lama yg tentunya tahu sifat kita yg dulu" Kita juga dpt mengetahui jalan hidup teman2x lama.

*Reuni adalah salah satu jalan menyambung dan memelihara tali persaudaraan/­­persahabatan/ silaturahim yang sangat dianjurkan.*

SEMOGA KITA SELALU SEHAT

Berikut share Tips Etika Reuni Sukses :

*1.* Kita hadir dalam reuni sebagai *teman yang sederajat*, seperti waktu kita masih bersama-sama doeloe.
Peserta reuni harus memiliki jiwa besar, toleran dan mau menahan diri. Bersedia menanggalkan semua atribut dalam dirinya seperti, jabatan, status sosial, kekayaan dll.

*2. Legowo*, bersedia dipanggil dan memanggil nama teman seperti waktu masih bersama-sama (sekolah / kuliah), tidak memakai embel-embel Pak, Bu ,komandan, boss mas, aden, juragan dst.

*3. Jangan membuat teman lain bad mood, minder,*maka sebaiknya Anda tidak ceritakan pekerjaan, keberhasilan bisnis, jabatan, status sosial, kekayaan yang dimiliki, kehebatan anak, istri Anda, juga jgan bercerita kegagalan Anda dll pada forum umum (didengarkan banyak orang). Jika ingin berbagi cerita tentang hal ini bicarakan secara langsung/khusus kepada siapa anda ingin berbagi cerita.

*4.Jangan bergunjing,*
Berceritalah yg wajar tentang kenangan masa saat bersama-sama doeloe. Seperti cerita-cerita yg saat itu tidak terceritakan.

*5. Jangan _cemburu,_*jika cowok/cewek yg doeloe anda incar tampak lebih dekat dan akrab dg teman yg lain nya. Atau jgn _cemburu_ lagi jika terungkap kisah cinta cowok/cewek incaran Anda, justru pada teman Anda sendiri. Jadikan itu _lelucon_ masa laloe saja jangan _Baper (bawa perasaan)._ Semua sdh berlalu, apalagi sekarang kita sdh memiliki keluarga sendiri msg2 nya .


*Indikasi reuni sukses :*

1. Akan terjalin persahabatan lebih akrab & langgeng.
2. Tidak kapok datang lagi dalam reuni berikutnya..
3. Merasa bangga memiliki teman lama yg masih ramah bersahabat dan merasa dihargai sebagai teman/sahabat...
4. Menumbuhkan kepedulian karena merasa satu alumni ...

Thursday 30 June 2016

Jangan Latih anak2x Dijemput KBRI - Kolom Prof Rhenald Kasali (UI).                
Mungkin kita semua sepakat, anak2x yg pintar di sekolah blm tentu pintar dlm kehidupan.
Sayangnya banyak orang tua yg masih berpikir, kalau anaknya juara kelas, pintar di sekolah, pasti akan pintar menjalani hidup.
Utk itulah sering kita lihat orang tua yg amat protektif, membuat anak merasa sdh belajar walau itu hanya di sekolah. Sedangkan perjalanannya menuju sekolah, pergaulannnya, kebiasaannya mengambil keputusan dlm keadaan sulit, selalu disterilisasi orangtua.
Apalagi bila orang tua punya kuasa, banyak koneksi, punya uang, maka semua itu akan distrerilisasi lebih luas lagi. Padahal yg membentuk orang tuanya hari ini sukses sdh jelas: orangtua mereka tak seprotektif mereka.
Kalau sdh begitu, apa hasilnya?
Anda lihat sendiri, banyak anak2x pandai di sekolah tak berdaya saat di-bully kawan-kawannya, kurang bergaul, dan bila dikejar anjing di kampung, ia tdk bisa melompat, larinya tercekat.
Dan di usia dewasa, ia bisa mjd sosok yg sulit bagi teman2x, pasangan dan kolega-koleganya. Ia akan merasa terus pandai, seakan-akan kecerdasaannya tetap, tak berubah.
Ke Luar Negeri, Bagus
Pepatah mengatakan, dunia ini ibarat sebuah buku. Mereka yg tak melakukan perjalanan (hanya kuliah saja), hanya membaca satu halaman.
Terilhami oleh Susi Pudjiastuti, saya pun menugaskan mahasiswa ke mancanegara. tdk main-main. Satu orang satu negara.
Menteri Kelautan dan Perikanan ini, sejak remaja sdh menyewa truk dari kampungnya di Pangandaran, hanya bersama seorang sopir, ia pergi membeli ikan ke Cirebon atau Indramayu, lalu berjualan ke Pasar Ikan di Jakarta.
Bila dulu saya menugaskan tiga orang satu negara, sejak kehadiran Ibu Susi di kelas itu, saya mengubahnya mjd satu negara-satu orang.
Syaratnya, tdk boleh di antar, dan tak boleh ada yg menjemput. Itupun harus pergi ke negara yg tak berbahasa Melayu.
Anda tahu siapa musuh program ini?
Para mahasiswa melaporkan, ada dua pihak. Pertama adalah orang tua yg selalu beranggapan anaknya bak princess. Orangtua bahkan merespon dg negatif, takut anaknya kesasar. Padahal doktrin kelas itu sejak awal sangat jelas, “Berpikir karena kesasar.”

Setiap kali orangtua protes, saya selalu bilang, “Memang kalau tersasar, mengapa?”
Dari situ, sebagian tiba-tiba tersentak dan tertegun sendiri karena hampir semua orangtua pasti pernah kesasar, dan toh akhirnya pulang juga dg selamat. Malah mjd semakin pandai, lebih percaya diri.
Sebagian lagi, responsnya begitulah, memindahkan anaknya ke kelas lain. Mereka mengambil keputusan utk anaknya yg sdh dewasa dg menghentikan sebuah proses belajar yg penting utk membangun hidup mereka.
Orangtua juga mengatur banyak hal. Tiket pesawat, rute tujuan, menginap di mana, siapa yg jemput, makan apa, pakaian dan perlengkapan, sampai SIM Card dan obat-obatan.
Padahal anaknya gaul, sehat, senang berpetualang. Dan kalau diatur, ia malah mjd merasa tak dipecaya, bahkan malu dg kawan-kawannya.
Bagi saya, ini semua bisa membuat anak kurang terlatih menghadapi kesulitan. Sebab setiap kali menghadapi persoalan kecil saja, mereka bisa menghindar dan cepat-cepat minta bantuan.
Dan musuh kedua adalah, para dosen sendiri. Ya, para akademisi percaya anak pintar itu tak boleh banyak bermain. Baca, baca, baca, buat tugas. Padahal anak2x pintar itu terlalu serius, terlalu steril dan kurang bermain.
Anda tahu apa yg dilakukan orangtua agar anak2xnya diterima di perguruan tinggi yg bagus?
Mungkin Anda bisa lihat bagaimana treatment orangtua sejak anaknya masih kecil. Jangankan utk menuju perguruan tinggi, utk diterima di SMP yg bagus saja, sejak kelas 5 SD anak2x itu sdh dilatih pulang sore/malam hari, ikut les ini dan itu. Katanya utk diterima di SMP A harus ikut bimbel di B
Kalau sdh begitu, anak2x yg pandai ini mjd kurang bergaul dan mjd kurang asyik di mata teman2xnya. Mereka dicetak dlm alam berpikir bahwa pandai dlm kehidupan itu ada di ruang kelas, melalui program tertulis. Padahal pandai itu adalah mampu mengambil keputusan yg tepat.
Bayangkan, bila sejak kecil sampai dewasa anak2x itu tak pernah berlatih mengambil keputusan dlm keadaan sulit. Bahkan utk naik taksi saja ia tak berani.
Pergi ke luar negeri seorang diri, bagi seorang anak ia akan belajar banyak hal. Bagaimana kalau ketinggalan pesawat, kehilangan bagasi, kesasar, diganggu orang, mengunjungi situs-situs penting, mengatur waktu, makan, dan seterusnya.
Mengapa harus dijemput?
Kisah anak2x pejabat yg orang tuanya begitu bernafsu mengatur dan mengawal anak2xnya agar tak kesasar di luar negeri, saat ini sdh amat keterlaluan. Orang tua telah mengambil hak-hak penting si anak utk mjd rajawali.
Anak diasumsikan sebagai sosok yg tak mampu bergerak sendiri, dan seakan-akan alam tak memberi ruang bagi anak utk belajar. Padahal, anak SLB sekalipun punya kemampuan belajar yg luar biasa kalau diberi kesempatan, dan sebaliknya kalau dianggap bodoh.
Mungkin anda sdh menerima catatan seorang dosen di Surabaya yg viral dua hari ini. Sayang, saya tak menemukan sumbernya setelah beredar dari satu WA ke WA lainnya. Tapi saya kira apa yg dilakukan utk merekam momen yg ia lihat dan catat harus kita hargai. Ini sebuah catatan yg istimewa bagi para orangtua dan pendidik.
Ia mencatat kejadian saat menemukan seorang siswa SLB penderita tunagrahita yg begitu bahagia saat menemukan alamat yg dicari. Siswa itu kabarnya diberangkatkan dari Jogja utk mencari alamat di Surabaya.
"Syaratnya boleh bertanya, namun tdk boleh diantar, tdk boleh naik kendaraan yg bersifat mengantar seperti taxi dan becak. tdk boleh meminta - minta. Dan masih banyak aturan lain Bahkan dia mencari tempat sampah utk membuang sampahnya." Catat orang berjasa ini.
Tapi yg membuat saya tercengang adalah catatannya yg ini: "Dia berkata bahwa dia dilarang bersedih. "Kata pak Guru aku ngga boleh sedih, kalau sedih nanti bodoh lagi", ucapnya polos."
Sekarang tinggallah kita memeriksa apa yg telah kita lakukan pada anak2x kita. Apakah benar kita telah melatih anak2x kita utk mjd pemimpin yg hebat, rajawali yg matanya tajam dan mampu terbang tinggi, atau menjadikan mereka burung dara yg indah, yg sayap2xnya terjahit.
Anak2x yg dijemput dg fasilitas yg dimiliki orantua akan kehilangan banyak momen yg bisa membuat ia kelak lebih pandai dlm hidup.
Kisah anak2x saya di Fakultas Ekonomi yg pergi ke luar negeri sdh dibukukan oleh mereka sendiri dlm buku 30 Paspor di Kelas Sang Profesor. Edisi terbaru juga telah disiapkan anak2x itu dlm episode Duta Perdamaian.
Ketika mendengarkan presentasi mereka, saya selalu belajar bahwa anak2x hebat ini kelak akan mjd lebih hebat lagi. dg metode sharing economy, mereka kini bisa menyebar ke mancanegara dg biaya minimal.
Tak terbayangkan bagaimana mahasiswi saya yg dompetnya hilang di London bisa tetap menyelesaikan misinya hingga ke Scotlandia, menembus dua negara selama 10 hari dg sehat.
Tak terbayangkan bagaimana mereka mengajarkan dua perempuan Jepang memakai hijab. Tak terpikirkan pula bagaimana mereka berkenalan dg anak2x konglomerat dan dijadikan narasumber di bbg kampus yg mereka kunjungi.
Anak2x yg steril tak punya cerita menurut versi mereka sendiri. Dan anak2x itu bisa jadi pembual yg hebat. Tetapi anak2x yg tak dijemput KBRI kalau ke luar negri, yg berani menghadapi hidup ini dlm perhitungan yg dilatih sendiri, kelak akan mempunyai story versi mereka sendiri.
Personal story adalah modal dasar seorang pemimpin. Ia akan merasa hidupnya berarti, dan sadar bahwa di luar sekolah ada banyak pelajaran yg bisa melatih kepemimpian, empati sosial dan pengambilan keputusan.
Jadi, sudahlah. Hentikan dagelan ini, orangtua!

Saturday 21 May 2016

Our life start from our mind

A reflection from Dalai Lama.

"Mind our behaviour in front of friends, family, workplace & world."

"Mind our thought, it will be our words".

"Mind our words, it will be our action".

"Mind our action, it will be our habit".

"Mind our habit, it will form our character".

"Mind your character, it will create your life".

So, our life actually start from our mind. 🙏.....

Perlukah Mengeluh ?


Kisah Nyata Manusia Separuh Badan...

Namanya Peng Shulin dari China . Pada tahun 1995 dia mengalami kecelakaan sebuah Truk sehingga mengakibatkan tubuhnya terbelah menjadi 2 bagian. Akibatnya mulai bagian pinggang hingga kaki harus dibuang, sehingga dia harus hidup hanya dgn tubuh dari pinggang ke atas.

Ada lebih 20 Orang dokter Spesialis yg berjuang keras menyelamatkan hidupnya pada saat itu. Dan yg pasti, menurut mereka adalah sebuah keajaiban bila Peng Shulin bisa berhasil mempertahankan hidupnya. Bagian bawah tubuhnyapun harus ditambal dgn cara mengambil kulit di bagian tubuhnya yg lain.

Penderitaan baru saja dimulai ketika Peng harus mengalami tekanan Mental dan Fisik yg dihadapinya. Mengapa...??? Karena meskipun dia bisa bertahan hidup, hari2 nya harus dilalui di tempat tidur. Total 12 tahun dijalani Peng hanya di tempat tidur. Dia tidak memiliki organ tubuh bagian bawah utk membantu menyangga tubuhnya saat hendak berjalan dgn kedua tangannya. Terapi kejiwaan harus dijalaninya dgn amat sangat sabar. Peng harus harus mempersiapkan hal terburuk yg harus dilalui utk menjalani waktu di depannya.

Tetapi bukan Peng bila berputus asa. Senyumnya dan ketegaran hatinya yg luar biasa membuahkan hasil. Tim dokter yg selalu mengawasi perkembangannya, Pusat Penelitian Rehabilitasi China di Beijing selama ini berpikir bagaimana caranya agar Peng bisa beraktifias seperti Manusia pada umumnya. Dan hasilnya, sebuah alat bantu telah diciptakan seperti yg terlihat pada gambar...

Seorang Peng Shulin yg sederhana dan selalu Tersenyum dan Bersyukur karena masih bisa hidup, kini sangat bergembira. Melalui terapi latihan otot2 tangan yg diberikan, terapi dan belajar jalan, alat tersebut mampu membantunya bisa berjalan. Dan tentunya masih banyak kesulitan yg harus dihadapinya di masa mendatang.

Mungkin Kita akan kagum dan terharu melihat kisah dan kehebatan Peng Shulin dlm menghadapi masa-masa tersulit dalam hidupnya, tetapi pertanyaannya adalah apakah Kita bisa bertahan bila "Kita" di posisi Peng Shulin...??? Pasti Anda sependapat dgn saya bahwa jawabannya sangat tidak mudah ...

Dan itu pula yang salah satunya bisa menginspirasi kita. Ketika kita mengalami masa2 tersulit, baik dalam hal pekerjaan, pribadi, ataupun Keluarga, JANGAN putus asa...

"INI PUN AKAN BERLALU..."

Cobalah utk tidak menggerutu karena itu akan semakin menambah beban kita.

Lihatlah gambar Peng tersebut dan bayangkan bagaimana kira2 Peng berjuang melawan keputus asaannya yg kehilangan separuh tubuhnya utk se-lama2nya.

Betapa sangat menderitanya 12 tahun hidup hanya terbaring di tempat tidur dan melawan tekanan Psikologis dan Fisik yg besar...

Bila Peng bisa tegar dalam keadaannya sekarang, Anda juga pasti bisa.

Tersenyumlah, bersyukurlah dan berpikirlah positif.

Mari senyum ...

Katakan kepada diri kita "INI PUN AKAN BERLALU..."

Hidup harus terus berjalan. Jangan pernah menyerah !!!

Kita masih mempunyai energi karma yg menopang hidup kita. Mari kita syukuri.

LANGIT TERCERAH akan tampak SETELAH BADAI TERDAHSYAT !!!

SENYUMMU memberikan SEBUAH PENGHARAPAN ...

Lain kali apabila Anda mengeluh mengenai derita hidup yg dialami, ingatlah Peng Shulin...                            🙏🙏🙏

Tuesday 17 May 2016

Teman baik.


Kisah Ban Mobil Kempes.

Pada suatu hari seorang pria melihat seorang wanita lanjut usia sedang berdiri kebingungan di pinggir jalan.

Meskipun hari agak gelap, pria itu dapat melihat, bahwa sang nyonya sedang membutuhkan pertolongan. Maka pria itu menghentikan mobilnya di depan mobil Benz wanita itu dan keluar menghampirinya. Mobil Pontiac-nya masih menyala, ketika pria itu mendekati sang nyonya.

Meskipun pria itu tersenyum, wanita itu masih ketakutan.

Tak ada seorangpun berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. Apakah pria ini akan melukainya? Pria itu kelihatan tak baik. Ia kelihatan miskin dan kelaparan.

Sang pria dapat melihat bahwa wanita itu ketakutan, sementara berdiri disana kedinginan. Ia mengetahui bagaimana perasaan wanita itu. Ketakutan itu membuat sang nyonya tambah kedinginan.

Kata pria itu, "Saya disini untuk menolong anda, Nyonya. Masuk ke dalam mobil saja, supaya anda merasa hangat! Ngomong-ngomong, nama saya Bryan Anderson."

Wah, sebenarnya ia hanya mengalami ban kempes, namun bagi wanita lanjut usia seperti dia, kejadian itu cukup buruk.

Bryan merangkak ke bawah bagian sedan, mencari tempat untuk memasang dongkrak. Selama mendongkrak itu beberapa kali jari-jarinya membentur tanah. Segera ia dapat mengganti ban itu.. Namun, akibatnya ia jadi kotor dan tangannya terluka.

Ketika pria itu mengencangkan baut-baut roda ban, wanita itu menurunkan kaca mobilnya dan mencoba ngobrol dengan pria itu.

Ia mengatakan kepada pria itu bahwa ia berasal dari St. Louis dan hanya sedang lewat di jalan ini. Ia sangat berutang budi atas pertolongan pria itu.

Bryan hanya tersenyum, ketika ia menutup bagasi mobil wanita itu.

Sang nyonya menanyakan berapa yang harus ia bayar, sebagai ungkapan terima kasihnya. Berapa pun jumlahnya tidak menjadi masalah bagi wanita kaya itu. Ia sudah membayangkan semua hal mengerikan yang mungkin terjadi seandainya pria itu tak menolongnya.

Bryan tak pernah berpikir untuk mendapat bayaran. Ia menolong orang lain tanpa pamrih. Ia biasa menolong orang yang dalam kesulitan dan Tuhan mengetahui, bahwa banyak orang telah ditolong dirinya pada waktu yang lalu.

Ia biasa menjalani kehidupan seperti itu dan tidak pernah ia berbuat hal sebaliknya.

Pria itu mengatakan kepada sang nyonya, bahwa seandainya ia ingin membalas kebaikannya, pada waktu berikutnya wanita itu melihat seseorang yang memerlukan bantuan, ia dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada orang itu dan Bryan menambahkan, "Dan ingatlah kepada saya."

Bryan menunggu sampai wanita itu menyalakan mobilnya dan berlalu. Hari itu dingin dan membuat orang depresi, namun pria itu merasa nyaman, ketika ia pulang ke rumah, menembus kegelapan senja.

Beberapa kilometer dari tempat itu sang nyonya melihat sebuah kafe kecil. Ia turun dari mobilnya untuk sekedar mencari makanan kecil dan menghangatkan badan sebelum pulang ke rumah.

Restoran itu nampak agak kotor. Diluar kafe itu ada dua pompa bensin yang sudah tua. Pemandangan di sekitar tempat itu sangat asing baginya.

Sang pelayan mendatangi wanita itu dan membawakan handuk bersih untuk mengelap rambut wanita itu yang basah.

Pelayan itu tersenyum manis, meskipun ia tak dapat menyembunyikan kelelahannya berdiri sepanjang hari.

Sang nyonya melihat bahwa pelayan wanita itu sedang hamil hampir delapan bulan, namun pelayan itu tak membiarkan keadaan dirinya mempengaruhi sikap pelayanannya kepada para pelanggan restoran.

Wanita lanjut itu heran bagaimana pelayan yang tidak punya apa-apa ini dapat memberikan suatu pelayanan yang baik kepada orang asing seperti dirinya.
Dan wanita lanjut itu ingat kepada Bryan.

Setelah wanita itu menyelesaikan makanannya, ia membayar dengan uang kertas $100. Pelayan wanita itu dengan cepat pergi untuk memberi uang kembalian kepada wanita itu.

Ketika kembali ke mejanya, sayang sekali wanita itu sudah pergi. Pelayan itu bingung, kemana perginya wanita itu.
Kemudian ia melihat sesuatu tertulis pada lap di meja itu.

Ada butiran air mata, ketika pelayan itu membaca apa yang ditulis wanita itu:

"Engkau tidak berutang apa-apa kepada saya.. Saya juga pernah ditolong orang. Seseorang yang telah menolong saya, berbuat hal yang sama seperti yang saya lakukan.

Jika engkau ingin membalas kebaikan saya, inilah yang harus engkau lakukan: 'Jangan biarkan rantai kasih ini berhenti padamu.'"

Di bawah lap itu terdapat empat lembar uang kertas $ 100 lagi.

Wah, masih ada meja-meja yang harus dibersihkan, toples gula yang harus diisi dan orang-orang yang harus dilayani, namun pelayan itu memutuskan untuk melakukannya esok hari saja.

Malam itu, ketika ia pulang ke rumah dan setelah semuanya beres ia naik ke ranjang.

Ia memikirkan tentang uang itu dan apa yang telah ditulis oleh wanita itu. Bagaimana wanita baik hati itu tahu tentang berapa jumlah uang yang ia dan suaminya butuhkan?

Dengan kelahiran bayinya bulan depan, sangat sulit mendapatkan uang yang cukup.

Ia tahu betapa suaminya kuatir tentang keadaan mereka dan ketika suaminya sudah tertidur di sampingnya, pelayan wanita itu memberikan ciuman lembut dan berbisik lembut dan pelan,

"Segalanya akan beres.
Aku mengasihimu, Bryan Anderson!"

RENUNGAN:
Ada pepatah lama yang berkata, "Berilah, maka engkau diberi." Hari ini saya mengirimkan kisah menyentuh ini dan saya harapkan anda meneruskannya. Biarkan terang kehidupan kita bersinar. Jangan hapus kisah ini, jangan biarkan saja! Kirimkan kepada teman-teman anda!

Teman baik itu seperti bintang-bintang di langit. Anda tidak selalu dapat melihatnya, namun anda tahu mereka selalu ada..